
Menamai Bintang, itulah pekerjaanku sekarang. ada yang sempurna, ada yang mungil, ada yang terlalu angkuh dengan sinarnya yang berbisa luar biasa. I called them with colours too. pink star, black star, purple and baby blue star.,
itulah pekerjaanku setiap malam.
aku bisa saja menamai setiap
butir air mataku pada saat yang sama,
namun aku sudah jenuh melakukannya.
itulah pekerjaanku setiap sakit ini datang.
seperti bintang jatuh, sakit ini selalu
jatuh pada titik yang sama, tak pernah meleset.
tepat di tengah sebongkah hati merah basahku
yang berdenyut namun tak lagi sanggup
mengerang saat sakit ini menyerang.
aku lebih suka menamai bintang,
daripada menghitung berapa kali sakit ini datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar